BAB 5 IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
Moral, Etika, dan Hukum
Moral adalah tradisi
informal perilaku baik, yang tetap konstan dari satu masyarakat ke masyarakat
lain. Etika adalah kepercayaan, standar, dan teladan yang ditujukan sebagai
panduan untuk individu dan masyarakat. Etika bervariasi dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Hukum adalah peraturan formal yang diterapkan oleh pemerintah
dimana terdapat hukuman juka tidak dipatuhi.
Undang-undang Komputer di Amerika
Serikat
Hukum komputer di
Amerika Serikat telah diterapkan untuk mengatasi hal-hal seperti
1.
Hak dan pembatasan
atas data, undang-undang kebebasan informasi memberi warga negara dan organisasi Amerika
Serikat hak terhadap akses data yang dipegang oleh pemerintah federal, dengan
beberapa pengecualiaan.
2.
Privasi, tidak lama setelah
undang-undang kebebasan informasi diterapkan, pemerintah federal merancangkan
undang-undang privasi komunikasi elektronik tahun 1968. Namun undang-undang ini
hanya mencakup komunikasi suara saja.
3.
Kejahatan komputer, undang-undang
Keamanan Komputer Usaha Kecil dan Pendidikan diterapkan oleh Dewan Penasihat
Keamanan Komputer Usaha Kecil dan Pendidikan. Undang-undang Perangkat Akses
Palsu dan Kejahatan serta penipuan melalui komputer menetapkan bahwa merupakan
suatu kejahatan federal jika seseorang mendapatkan akses tanpa otorisasi atas
informasi yang berhubungan dengan pertahanan negara atau hubungan luar negeri.
4.
Paten peranti lunak, pada bulan Juni
1988, Pengadilan Banding Federeal Amerika Serikat memutuskan bahwa proses
bisnis harus dipatenkan. Kasus ini dikenal dengan State Street Decision.
Meletakan Moral, Etika dan Hukum
pada tempatnya
Penggunaan komputer di
dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi,
dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi
demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota
masyarakat.
·
Kebutuhan akan Budaya Etika.
Opini yang dipegang luas di dunia bisnis
adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Misalnya
pengaruh seorang CEO sangat mempengaruhi kepribadia dari perusahaannya.
Sehingga CEO yang memiliki pengaruh yang amat penting pada organisasinya
sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-nya.
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku
etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu
yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui
contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
·
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen tingkat atas adalah
untuk meyakinkan bahwa konsep etikany merasuk ke seluruh organisasi, dan turun
ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat
mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat yaitu:
a.
Kredo Perusahaan, adalah pernyataan
singkat mengenai nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo
tersebut adalah untuk memberitahu individu-individu dan organisasi, baik dalam
dan diluar perusahaan, akan nilai-nilai yang dianut perusahaan tersebut.
b.
Program Etika, adalah upaya yang
terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan
untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang bisa dilakukan adalah sesi
orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika
adalah audit etika.
c. Kode Perusahaan yang Disesuaikan, banyak perusahaanyang
merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi
dari kode etik untuk industry atau profesi tertentu.
·
Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika
perusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang
diharapkan dilaksanakan oleh para karyawan perusahaan dalam
berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen lingkungan
perusahaan.
Alasan di Balik Etika Komputer
James H. Moor
mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang
terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan
demikian etika komputer terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di perusahaan
yang merupakan pilihan logis untuk menerapkan program etika ini adalah CEO.
Seorang CEO harus :
1)
Menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan
2)
Merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan di
seluruh perusahaan etis.
Alasan Pentingnya
Etika Komputer
James H. Moor
mengidentifikasikan tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi
akan etika komputer, yaitu:
1.
Kelenturan secara
logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis
sebagai kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan hampir
apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan melakukan terpat seperti apa
yang diinstruksikan oleh pemogram, dan hal ini bisa menjadi pikiran yang
menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak
etis bahayanya bukan terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang
yang berada di balik komputer tersebutlah yang bersalah.
2.
Faktor transformasi
Alasan atas etika komputer yang ini
didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan
sesuatu dengan drastis. Salah satu conteh yang baik adalah e-mail. E-mail tidak
menggantikan surat biasa atau sambungan telepon, melainkan menyediakan cara
berkomunikasi yagn benar-benar baru.
3.
Faktor ketidaktampakan
Alasan ketiga untuk minat masyarakat
atas etika komputer adalah karena masyarakat memandang komputer sebagai kotak
hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut tersembunyi dari
pengelihatan. Ketidaknampakan operasi internal ini memberikan kesempatan
terjadinya nilai-nilai pemograman yang tidak tampak, penghitungan rumit yang
tidak tampak, dan penyalahguanaan yang tidak tampak.
Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya
mengharapkan pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan komputer secara etis,
namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi
hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah
rancangan Richard O. Mason. Untuk mempresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (accuracy), kepemilikan
(property), dan aksesibilitas (accessibility).
·
Hak Privasi. Menurut Mason para
pembuat keputusan sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk mendapatkannya.
Misalnya: Para peneliti pemasaran seringkali ditemukan menyelidiki sampah orang
lain untuk mempelajari produk apa yang mereka beli.
·
Hak untuk Mendapatkan
Keakuratan. Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan nokomputer.
Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa
sistem berbasis komputer berisiskan lebih banyak kesalahan daripada yang
diberikan sistem manual.
·
Hak Kepemilikan. Disini yang dibahas
adalah hak kepemilikan inteektual biasanya dalam bentuk program komputer.
Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan
intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten atau hukum paten.
Keduanya dapat digunakan untuk melndungi hak kepemilikan.
·
Hak Mendapatkan Akses. Sebelum
diperkenalkannya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi
tersedia untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar
mikroformat yang disimpan diperpustakaan. Sekarang, kebanyakan informasi ini
telah dikonversikan ke basis data komersial, sehimgga membuat ketersediaan
untuk masyarakat berkurang.
Audit Informasi
Saat menyusun etika
penggunaan komputer, satu kelompok dapat memegang peranan yang amat penting.
Mereka adalah para auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran mengadalkan auditor
eksternal (external auditor) dari luar organisasi untuk
memverifikasi keakuratan catatan akuntansi. Perusahan-perusahaan yang lebih
besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal
(internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama
seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang
ditawarkan auditor adalah objektivitas. Mereka beroperasi secara indevenden
terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan
individu atau kelompok lain di dalam perusahaan. Agar auditor dapat menjaga
objektivitas, mereka harus menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan taggung
jawab operasinal sistem yang mereka bantu kembangkan. Mereka hanya bekerja
dengan kapasitas sebagai penasihat.
Jenis-jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis
dasar audit internal, antara lain:
a.
Audit Finansial. Audit finansial
meverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilaksanakan auditor eksternal.
b.
Audit Operasional. Audit operasional
tidak dilaksanakann untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan untuk
memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan
yang dilakukan o;eh analisis sistem pada tahap analisis dari masa siklus
perencangan sistem. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan
bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan komputer.
c.
Audit Berkelanjutan. Audit berkelanjutan
sama dengan audit internal tetapi audit berkelanjutan berlangsung terus-menerus.
d.
Desain Sistem
Pengendalian Internal. Dalam audit operasional dan beriringan, auditor internal mempelajari
sistem yang sudah ada. Namun auditor idak harus menunggu hingg sistem
diimplementasikan untuk mempengaruhi sistem tersebut. Auditor internal
selayaknya berpartisipasi secara aktif dalam perancangan sistem karena dua
alasan. Pertama biaya untuk memperbaiki kelemahan sistem meningkat secara
dramatis seiring dengan siklus masa hidup sistem. Kedua, untuk melibatkan para
auditor internal dalam perancanan sistem adalah mereka menawarkan keahlian yang
dapat meningkatkan kualitas sistem tersebut.
Menerapkan Etika dalam Teknologi Informasi
Bagaimana budaya etika
dicapai dalam sebuah perusahaan? Perusahaan tersebut tidak harus
mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan
program eduksi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut.
Program edukai dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program
etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti pap adanya atau
disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
·
Kode Etik. Association for Computing Machinery
(ACM) yang didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah organisasi komputer
professional tertua di dunia. ACM telah menyusun Kode Etik dan Perilaku
Professional (Code of Ethics and Proffesional Practice) yang
diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan
Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics
and Proffesional Practice) dibuat debnan tujuan agar bertindak sebagai
panduan untuk mengajarkan dan mempraktikan rekayasa peranti lunak, yaiu
penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak. Bentuk
kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan suatu
“keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi.
Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian.
a.
Keharusan moral umum
b.
Tanggung jawab profesioanal yang lebih spesifik
c.
Keharuan kepemimpinan organisasi
d.
Kepatuhan terhadap kode etik
·
Kode Etika dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti
Lunak
Kode ini mencatat pengaruh penting yang
dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada sistem dan terdiri atas
ekspektasi di delapan hal penting: Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk,
Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
·
Pendidikan Etika Komputer
a)
Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
b)
Program Profesional
c)
Program Edukasi Swasta
ok
BalasHapus